Bunion atau sering juga dikenal sebagai hallux valgus adalah kondisi di mana ibu jari kaki membengkok ke arah jari kaki lainnya sehingga menimbulkan benjolan di sendi ibu jari. Kondisi ini terjadi karena adanya tekanan secara berlebihan pada ibu jari atau
Bunion atau sering juga dikenal sebagai hallux valgus adalah kondisi di mana ibu jari kaki membengkok ke arah jari kaki lainnya sehingga menimbulkan benjolan di sendi ibu jari. Kondisi ini terjadi karena adanya tekanan secara berlebihan pada ibu jari atau jempol kaki. Bunion berkembang di tepi bagian dalam sendi ibu jari kaki yang disebut dengan sendi metatarsophalangeal (MTP), yaitu tempat pertemuan pangkal jempol kaki dan kaki. Bunion menyebabkan sendi di pangkal jempol kaki menonjol keluar, sehingga membentuk sebuah benjolan yang seiring waktu terlihat semakin jelas. Kondisi ini mungkin menyebabkan permukaan kulit di atas bunion menjadi kemerahan dan terasa nyeri. Bunion dapat terjadi pada 23% pasien yang berusia 18-65 tahun. Bunion lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria (15:1).
Jenis Bunion
Bunion adalah kondisi yang umum terjadi pada jempol kaki, namun tak menutup kemungkinan juga terjadi di jari kaki lainnya seperti kelingking. Selain itu, bunion juga bisa terjadi sejak lahir maupun berkembang saat usia remaja. Berdasarkan jari kaki yang terdampak serta usia penderitanya, bunion terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
Bunion: benjolan di sendi pangkal ibu jari, biasanya terjadi ketika dewasa.
Tailor bunion atau bunionette: benjolan yang muncul di sendi pangkal jari kelingking.
Bunion kongenital (congenital hallux valgus): bunion yang terjadi sejak bayi baru lahir.
Bunion remaja (juvenile hallux valgus): bunion yang berkembang ketika usia remaja (10–15 tahun).
Penyebab dan Faktor Risiko Terjadinya Bunion
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang dapat menigkatkan risiko terjadinya bunion, seperti:
Faktor genetik atau keturunan yang menyebabkan kelainan pada bentuk kaki
Kaki datar (flat foot)
Otot betis yang kaku
Proses mekanis kaki yang abnormal
Sendi yang terlalu lentur (hyperlaxity)
Kondisi medis tertentu, seperti penyakit rematik karena asam urat (gout arthritis), psoriatic arthritis, rematik, sindrom Marfan, sindrom Ehlers-Danlos, Down syndrome, stroke, cerebral palsy, dan myelomeningocele.
Penggunaan sepatu yang sempit atau lancip pada bagian depan
Penggunaan sepatu hak tinggi (high heels).
Cedera atau tekanan pada kaki
Gejala Bunion
Gejala utama pada bunion adalah munculnya benjolan di sendi dekat pangkal jempol kaki yang terdampak, sehingga membuat kaki lebih lebar. Kemunculan benjolan bisa disertai dengan atau tanpa gejala lain dan umumnya berkembang secara bertahap. Beberapa gejala lain yang menyertai bunion adalah sebagai berikut:
Rasa nyeri yang bersifat hilang timbul
Posisi ibu jari kaki terlihat miring
Iritasi kulit dan kemerahan di sekitar pangkal jempol kaki
Luka
Kapalan atau callus di permukaan kulit jari kaki yang sering bergesekan
Muncul bintik-bintik berisi air
Gerakan jempol kaki terbatas
Diagnosis Bunion
Diagnosis bunion dapat ditegakkan secara klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Namun, dokter bisa melakukan pemeriksaan laboratorium apabila mencurigai adanya penyakit metabolik atau sistemik lainnya, seperti: pemeriksaan rheumatoid factor, antinuclear antibody, c-reactive protein, laju endap darah, atau kadar asam urat darah.
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis bunion adalah pemeriksaan radiologi, seperti rontgen jari kaki untuk menilai struktur tulang ibu jari kaki terutama jika ada indikasi pembedahan.
Pengobatan Bunion
Bunion dapat ditangani baik secara nonbedah (konservatif) maupun melalui prosedur bedah. Adapun sejumlah penanganan konservatif yang bisa dilakukan secara mandiri oleh penderita bunion adalah sebagai berikut:
Mengubah jenis sepatu dengan menghindari high heels
Menggunakan sepatu dengan sisi depan yang lebar
Memberikan kompres dingin di area yang terdampak untuk mengurangi nyeri
Melakukan peregangan ibu jari kaki secara berkala untuk membantu mobilitas dan fleksibilitas sendi
Sementara itu, sejumlah penanganan nonbedah yang biasanya dilakukan oleh dokter adalah sebagai berikut:
Memberikan bantalan pada ibu jari kaki
Pemakaian orthosis atau spacer untuk bunion
Pemakaian insole khususnya untuk pasien dengan flat foot dan nyeri pada telapak kaki
Pemberian obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen.
Injeksi antiinflamasi
Fisioterapi (terapi fisik)
Apabila langkah pengobatan nonpembedahan (konservatif) tidak mengatasi maupun meredakan bunion, maka dokter dapat merekomendasikan prosedur operasi. Beberapa pilihan operasi untuk menangani bunion adalah sebagai berikut:
Mengangkat jaringan yang menjadi sumber peradangan dan membebaskan jaringan lunak yang tight
Memperbaiki posisi ibu jari kaki dengan membuat sedikit penyesuaian tulang di sendi pangkal ibu jari kaki.
Rekonstruksi posisi tulang-tulang jari kaki ke posisi normal seperti sebelumnya
Komplikasi Bunion
Meski tergolong jarang terjadi, bunion dapat menyebabkan terjadinya sejumlah komplikasi jika pasien tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Adapun beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh bunion adalah sebagai berikut:
Bursitis (peradangan di bantalan sendi).
Hammer toe (jari-jari kaki membengkok disertai nyeri).
Metatarsalgia (nyeri terus-menerus di jari-jari kaki atau kaki bagian depan).
Pencegahan Bunion
Meski penyebab bunion belum diketahui secara pasti, namun langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi bunion adalah menggunakan sepatu atau sandal yang sesuai dengan ukuran kaki baik secara panjang maupun lebar, sehingga tidak sempit dan terasa nyaman saat digunakan, terutama saat sedang berjalan. Pastikan untuk memilih model sepatu dengan ujung yang lebar, dan harus ada ruang antara ujung jari kaki terpanjang dan ujung sepatu.
*Artikel ini ditulis oleh dr. Hendy Hidayat, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas
Artikel lainnya dari prof nicolaas