Apa itu osteoporosis? Kenapa penyakit itu banyak diderita kaum wanita? Apa gejalanya? Bagaimana cara mengatasinya? Apa hubungannya dengan olahraga yang berlebihan?
Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang banyak diderita kaum wanita pasca menopause. lni ditandai dengan berkurangnya massa atau kepadatan tulang per unit volume, sehingga dapat menyebabkan patah tulang hanya dengan trauma ringan.
Pertambahan Usia
Penyebab berkurangnya massa tulang terdiri atas beberapa faktor, antara lain pertambahan usia yang menyebabkan pengurangan massa tulang secara alami. lni dialami oleh pria dan wanita karena penurunan perlahan-lahan fungsi osteoblus. Penyebab terbesar kehilangan massa tulang, umumnya terjadi pada masa pasca menopause. Berkurangnya hormon estrogen berpengaruh terhadap peningkatan resorpsi tulang. Hal yang sama juga berlaku bagi wanita yang mengalami operasi pengangkatan rahim. Faktor ini menyebabkan wanita lebih banyak menderita keropos tulang dibanding laki-laki.
“Kehilangan kepadatan tulang terjadi sejalan dengan pertambahan usia manusia. Semua orang tentu mengalami hal ini. Tapi, tidak berarti semua orang mengalami osteoporosis," jelas Dr. Nicolaas Budhiparama dari RS Medistra, Jakarta.
Selain itu, secara genetis ada perbedaan struktur tulang, misalnya orang ras kulit hitam relatif lebih kebal terhadap patah tulang osteoporotik dibandingkan dengan tulang orang Barat. Sedangkan bila dibandingkan dengan orang Barat, tulang orang Indonesia relatif kurang kebal. Masing-masing ras sesungguhnya mempunyai standar kondisi tulang. Akibatnya, standar keropos tulang orang Barat berbeda dari orang Indonesia. "Itu sebabnya, orang Indonesia mudah dinyatakan menderita keropos tulang, karena alat pengukur ketebalan tulang yang digunakan menggunakan standar orang Barat," jelas Dr Nico yang juga praktek di RS Siaga Raya, Jakarta. Olahraga diduga dapat meningkatkan pencapaian titik tertinggi pembentukan tulang. Tetapi olahraga yang berlebihan justru akan menimbulkan gangguan hipothalamus dan amenorrhea sekunder, yang dapat mengakibatkan berkurangnya ketebalan tulang.
"Jangan melakukan olahraga secara berlebihan," Prof. D. Chehab yang juga bertugas di KONI ini memberi nasihat. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan agar terhindar dari keropos tulang, yaitu: imobilisasi yang berkepanjangan (bed rest), merokok dan minum alkohol.
Penurunan Penebalan Tulang
Osteoporosis sebagai suatu proses penyakit menimbulkan penurunan ketebalan tulang yang merupakan faktor utama bertambahnya risiko terjadi patah tulang. Ada dua hal penting yang menyangkut penyakit jenis ini, yaitu pencapaian tingkat massa puncak tulang dewasa, dan kecepatan penurunan kualitas tulang. Sehingga, lebih besar ketebalan tulang yang dimiliki seorang wanita, semakin kecil kemungkinan terjadinya patah tulang karena osteoporotik. Penurunan ketebalan tulang sampai 10 persen dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya patah tulang sampai dua hingga tiga kali lipat. "Pada bagian-bagian tertentu di tubuh kita kalsium lebih cepat hilang, sehingga tulang menjadi rapuh dan cepat patah. Misalnya, tulang lengan bawah, tulang panggul dan tulang belakang," jelas Prof. Dr. Chehab Rukni Hilmy dari RSCM, Jakarta, menjelaskan secara terperinci.
Daerah tulang lengan bawah sering patah pada usia 50-an dan 60-an, akibat mencoba menahan jatuh dengan tangan terbuka. Sedangkan patah tulang panggul umumnya terjadi karena terpeleset di kamar mandi, dan sering terjadi pada usia 60-an dan 70-an. Sedangkan usia di atas 70-an, patah tulang punggung sering terjadi, karena jatuh terduduk. Penderita patah tulang lengan bawah dan tulang belakang hampir selalu dapat disembuhkan secara sempurna. Untuk patah tulang belakang, walaupun menimbulkan rasa nyeri hebat, dengan menjalani absolut bed rest selama beberapa hari, disusul dengan fisioterapi, obat-obatan dan menggunakan alas bantu back support, brace atau korset, temyata dapat disembuhkan. Tentu saja ini memerlukan perawatan yang lama.
Komplikasi umum patah tulang belakang jika tidak segera diidentifikasi dan tidak diobati secara baik bisa menyebabkan penderita menjadi semakin bongkok. Patah tulang panggul merupakan konsekuensi terberat dari osteoporosis, karena tidak dapat diobati secara konservatif dengan pemasangan traksi yang umumnya memakan waktu lama. Selain itu, penderita usia tua ini umumnya disertai kelainan lain, seperti darah tinggi, dan kelainan paru-paru sehingga harus menjalani bed rest.
Manfaat Kalsium
Dalam masyarakat kita, tampaknya ada kepercayaan bahwa kalsium dapat mencegah keropos tulang. Menanggapi hal ini, Prof. D. Chehab dan Dr Nico mengatakan, "Hasil penelitian yang dilakukan tidak dapat membuktikan bahwa kehilangan massa tulang dewasa adalah hasil dari konsumsi kalsium yang rendah atau kurang memadai."
"Dan beberapa penelitian yang dilakukan kuat dugaan bahwa pemberian kalsium tambahan pada masa kanak-kanak berpengaruh terhadap titik massa puncak tulang dewasa. Jadi bukan setelah orang yang bersangkutan mencapai titik itu," jelas Dr. Nico.
"Karena itu pemberian kalsium tambahan sebaiknya dilakukan pada masa pertumbuhan, agar anak-anak kelak memiliki kualitas tulang superior," tambah Prof. Dr. Chehab. "Tetapi yang terpenting adalah menjaga konclisi tubuh kita, agar memiliki daya tahan tinggi untuk melawan penyakit," pesan Prof. Dr. Chehab menutup pembicaraan.
Artikel lainnya dari prof nicolaas