Sebagai salah satu sendi yang bekerja dengan menerima beban yang berat, sendi lutut rentan mengalami kerusakan.
Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mendengar istilah sering melakukan hubungan seks bisa mempengaruhi tulang? Banyak yang beranggapan dengkul akan kopong atau keropos pada tulang tertentu. Apakah ini mitos atau fakta?
Melihat anggapan itu, Nicolaas C. Budhiparama, MD.,PhD dan dr. Asep Santoso, Sp.OT (K), mengatakan mungkin yang dimaksud 'dengkul kopong' ini adalah penyakit peradangan sendi (arthritis) atau pengapuran, yang banyak ditemui dalam masyarakat.
Penyakit peradangan sendi ini bisa berupa penuaan (osteoarthritis) ataupun jenis peradangan sendi lainnya (inflammatory arthritis) yang disebabkan penyakit autoimun.
“Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hubungan antara hubungan seksual dengan terjadinya peradangan sendi. Jadi sepertinya pernyataan di atas hanyalah mitos belaka,” ujar Nicolaas C. Budhiparama, MD.,PhD.
Mengenai hal itu, dr. Asep Santoso melanjutkan bahwa pengaruh hubungan seksual pada sendi yang memang sudah mengalami peradangan, dan bagaimana sebaiknya hubungan seksual dapat dilakukan secara aman pada orang-orang tersebut.
Efek sendi yang mengalami peradangan
Penelitian menyebutkan bahwa saat hubungan seksual dan orgasme tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin, yang merupakan “natural pain-killing hormone” atau hormon yang berfungsi meredakan nyeri dari dalam tubuh.
“Jadi, pada sebagian orang yang sudah mempunyai peradangan sendi, aktivitas seksual bisa saja memberikan efek berkurangnya gejala nyeri sendi,” ujar dr. Asep Santoso.
Selain itu, aktivitas seksual juga sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan latihan gerakan sendi, yang dapat mengurangi gejala nyeri sendi dengan mekanisme sebagai berikut:
Ia melanjutkan, meskipun memberikan berbagai keuntungan terhadap sendi, perlu disadari bahwa apabila peradangan sendi sudah termasuk kategori berat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan aktivitas hubungan seksual agar tidak timbul sakit yang semakin parah.
Dr. Asep Santoso mengatakan bahwa hubungan seksual sebaiknya dijadwalkan. Lalu, lakukan pemanasan aktivitas fisik ringan gerakan sendi sebelum berhubungan seksual.
“Mandi air hangat sebelum berhubungan seksual. Selain itu, komunikasi atau diskusi dengan pasangan, sebelum dan selama hubungan seksual,” imbuh dr. Asep Santoso.
Terakhir, pilih posisi aktivitas seksual yang tidak menimbulkan nyeri sendi dan minum obat pereda nyeri jika diperlukan.
(*)
Artikel ini bekerjasama dengan Nicolaas C. Budhiparama, MD.,PhD dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthoplasty & Sports Medicine
Artikel lainnya dari prof nicolaas
Menjaga daya tahan tubuh selama pandemi menjadi tameng agar tidak terular virus Covid-19. Salah satu caranya meningkatkan sistem imun dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan multivitamin.
SelengkapnyaPerlu diketahui, Skolosis merupakan kondisi di mana penderitanya mengalami tulang punggung miring atau bengkok. Lantas, bagaimana penanganannya? Dan apakah kelainan tulang ini bisa dicegah dan diobati?
SelengkapnyatTahukah kamu kalau ada penyakit flu lainnya, yaitu flu tulang. Flu tersebut merupakan disebabkan oleh sebuah virus. Namun apa itu flu tulang?
Selengkapnya