Fakta dari APD, Pelindung Tenaga Medis yang Memiliki Level Tertentu

Sebagai pihak yang berinteraksi dan menangani pasien Covid-19 secara langsung, APD lengkap wajib dipenuhi para petugas medis untuk melindungi diri dari paparan virus yang bisa menular dengan cepat jika berkontak langsung.



Di tengah situasi pandemi saat ini, kamu tentu sudah tak asing lagi melihat dokter, tenaga
medis dan kesehatan wara-wiri memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Mulai dari penutup
kepala, face shield, masker, respirator, baju pelindung, sarung tangan bedah, hingga boots.
Sebagai pihak yang berinteraksi dan menangani pasien Covid-19 secara langsung, APD
lengkap wajib dipenuhi para petugas medis untuk melindungi diri dari paparan virus yang bisa
menular dengan cepat jika berkontak langsung. Namun, tahukah kamu bahwa APD yang
dikenakan memiliki tingkatan atau level sesuai peran dan tugas masing-masing tenaga medis.
Berikut ini penjelasan mengenai fungsi dan tingkatan dari APD yang digunakan oleh para
tenaga medis dari dr. Dananjaya Putramega, SpOT dan Nicolaas Budhiparama MD., PhD.,
SpOT (K), FICS yang adalah salah satu penulis artikel “Preparation for the Next COVID-19
Wave : The European Hip Society and European Knee Associates Recommendations” yang
telah terbit di jurnal KSSTA (Knee Surgery Sports Traumatology Arthroscopy).
"Alat Pelindung diri dirancang untuk melindungi tenaga medis dari percikan / penetrasi partikel
cairan atau padat yang mengandung bakteri / virus. Jika dipakai dengan benar, alat ini mampu
melindungi dari masuknya bakteri / virus melalui mata, hidung, mulut dan kulit," ujar Nicolaas.
Beberapa jenis APD yang dapat ditemui antara lain penutup kepala, face shield / kacamata,
masker bedah, masker N95, respirator, coverall / gown / baju pelindung, sarung tangan bedah,
dan boots.

Nicolaas menyebutkan terdapat berbagai tingkatan APD sesuai dengan area kerja tenaga
medis, yaitu :
1. APD Tingkat 1
APD ini diperuntukkan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum dimana
kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol atau partikel cairan
berukuran kecil. APD yang dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan sarung tangan
pemeriksaan
2. APD Tingkat 2
APD ini digunakan oleh tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas laboratorium yang
bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga dilakukan pengambilan sampel non
pernapasan atau di laboratorium, maka APD yang dibutuhkan adalah penutup kepala, goggle,
masker bedah, gaun, dan sarung tangan sekali pakai.
3. APD Tingkat 3
APD tingkat tertinggi ini wajib digunakan oleh tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung
dengan pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan melakukan tindakan bedah
yang menimbulkan aerosol. APD yang dipakai harus lebih lengkap yaitu penutup kepala,
pengaman muka, pengaman mata atau goggle, masker N95, cover all, sarung tangan bedah
dan sepatu boots anti air.

dr. Dananjaya Putramega, SpOT mengatakan perbedaan penting terdapat pada penggunaan
masker N95 pada APD tingkat 3.
"Masker ini memiliki bentuk yang dapat menyesuaikan kontur wajah sehingga memberikan efek
press-fit dan mencegah masuknya partikel mikro dengan kemampuan menyaring sampai
dengan 95% partikel berukuran mikro," ujar dr. Dananjaya.
dr. Dananjaya menambahkan bahwa penggunaan APD di atas tidak hanya diperuntukkan
untuk tenaga medis yang melayani baik kasus terduga maupun terkonfirmasi covid-19.
"APD tersebut juga harus digunakan oleh petugas kebersihan yang bekerja di area pelayanan
covid-19," tambahnya.
Mengingat pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan akan berakhir, Nicolaas mengingatkan
kepada seluruh masyarakat untuk waspada, selalu menjaga jarak, gunakan masker, dan
menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"Selalu gunakan masker dan disarankan untuk menggunakan masker kain," ujarnya.
(*)
Artikel ini bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari
Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for
Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas

Share to

Artikel lainnya dari prof nicolaas

Tips dan Manfaat Puasa Untuk Kesehatan Tulang

Puasa bukan hanya ibadah spiritual, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan tulang. Dengan nutrisi seimbang, olahraga ringan, dan istirahat cukup, kepadatan tulang tetap terjaga. Lalu, bagaimana puasa mendukung tulang?

Selengkapnya

Ayo Belajar Tentang Magnesium

Menjaga kesehatan tulang memerlukan asupan magnesium yang cukup. Magnesium, yang menyusun 50-60% tulang pada orang dewasa, terdapat dalam makanan, suplemen, dan obat. Simak penjelasan bagaimana menjaga kesehatan tulang Anda!

Selengkapnya

Gula dan Kesehatan Tulang

Saat ini menjadi trend bahwa minuman kemasan dengan kadar gula tinggi berdampak buruk terhadap tubuh kita. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena tingginya kadar gula pada makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari berhubungan langsung dengan

Selengkapnya