Pengapuran sendi sebenarnya bukan “penyakit,” melainkan kondisi yang disebabkan oleh penuaan secara natural. Serupa dengan rambut kepala yang lambat laun memudar menjadi uban, demikian pula sendi perlahan-lahan menjadi aus dan mengalami perkapuran.
Apakah kamu atau orangtua di rumah berusia lanjut sering mengeluh alami nyeri sendi? Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter, sebab bisa saja itu merupakan gejala pengapuran sendi! Pengapuran sendi, atau osteoartritis, adalah masalah sendi yang cukup sering ditemukan pada golongan paruh baya dan usia lanjut.
Apa penyebab penyakit itu dan bagaimana mengatasinya? dan apakah ada cara menyembuhkan penyakit tersebut? Berikut penjelasan dari Nicolaas C. Budhiparama MD., PhD., SpOT (K), FICS dan dr. Toto Suryo Efar, SpOT.
Muda Kuat dan Lentur, Sendi yang Menua Tidak Begitu Lagi
Pengapuran sendi sebenarnya bukan suatu “penyakit,” melainkan kondisi yang disebabkan oleh penuaan secara natural. Serupa dengan rambut kepala yang lambat laun memudar menjadi uban, demikian pula sendi perlahan-lahan menjadi aus dan mengalami perkapuran.
Semasa muda, sendi-sendi tubuh masih kuat dan lentur, dengan rawan sendi (kartilago) yang baik sebagai shock-breaker untuk melindungi seluruh komponen sendi. Seiring berjalannya waktu, rawan sendi semakin menipis dan bantalan sendi semakin aus, sehingga gerakan sendi menjadi tidak mulus lagi dan terasa nyeri. Proses inilah yang disebut sebagai pengapuran sendi, atau bahasa medisnya, osteoartritis.
Pengapuran Sendi, Apa Itu?
Istilah pengapuran ini bukan berarti sendinya berkapur; kondisi ini pun berbeda dengan pengeroposan tulang atau osteoporosis. Pengapuran paling sering mengenai sendi-sendi besar dalam tubuh, seperti lutut, panggul dan tulang belakang. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi terjadinya pengapuran antara lain usia, jenis kelamin, berat badan, dan riwayat cedera.
Semakin tua usia seseorang, semakin rentan mengalami pengapuran. Wanita secara umum lebih rentan menderita pengapuran daripada laki-laki. Kelebihan berat badan juga merupakan faktor yang penting, karena dengan demikian sendi-sendi besar mendapatkan beban yang lebih berat dalam jangka waktu lama, sampai akhirnya menjadi aus. Selain itu, adanya riwayat cedera sebelumnya dapat mengakibatkan distribusi beban di sendi tidak seimbang, sehingga proses pengapuran terjadi lebih dini.
Strategi Atasi Pengapuran Sendi
Kalau orangtua sekarang berada pada usia paruh baya atau lanjut, dan mempunyai nyeri sendi (terutama lutut, panggul dan tulang belakang), sebaiknya membawa diri ke dokter. Jika benar terdiagnosis pengapuran sendi, ada banyak strategi untuk mengatasi kondisi ini.
Nyeri akibat pengapuran dapat diatasi dengan minum obat antiinflamasi. Nyeri ini juga dapat dikurangi dengan kompres es, latihan fisik (stretching) terutama penguatan otot-otot di sekitar lutut, injeksi obat ke dalam sendi, dan beberapa modalitas fisioterapi seperti diatermia (microwave diathermia, MWD), taping, elektroterapi, atau penggunaan orthosis. Kesulitan berjalan dapat diatasi dengan alat bantu jalan seperti cane atau walker.
Opsi Terakhir, Operasi
Apabila pengapuran sudah berada pada stadium yang cukup berat dan segala upaya di atas tidak berhasil, penderita pengapuran dapat ditolong dengan opsi terakhir, yaitu operasi. Operasi secara umum bisa berupa artroskopi (yaitu pembersihan bantalan sendi dengan menggunakan teropong dan kamera mini yang dimasukkan ke dalam sendi) apabila ada kelainan penyerta misalnya seperti robekan bantalan tulang. Akan tetapi bila hanya mengikis pengapuran, tidak akan menolong. Atau pada stadium yang sudah lanjut dapat dilakukan artroplasti (yaitu penggantian permukaan sendi yang rusak dengan implan). Baik tindakan artroskopi maupun artroplasti sudah diketahui dapat memberikan hasil yang cukup baik.
Jangan abaikan tanda-tanda pengapuran sendi, karena gejalanya harus dikenali sejak dini dan ditangani dengan saksama. Penurunan berat badan, modifikasi aktivitas, dan kepatuhan terapi merupakan kunci keberhasilan pengapuran sendi.
(*)
Artikel ini bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas
Artikel lainnya dari prof nicolaas