Plantar fasciitis adalah penyakit yang diakibatkan oleh peradangan pada plantar fascia, yaitu jaringan tebal yang membentang di sepanjang bagian bawah kaki, menghubungkan tulang tumit ke jari-jari kaki.
Plantar fasciitis adalah penyakit yang diakibatkan oleh peradangan pada plantar fascia, yaitu jaringan tebal yang membentang di sepanjang bagian bawah kaki, menghubungkan tulang tumit ke jari-jari kaki. Gejala yang paling sering muncul dan dikeluhkan adalah rasa sakit yang menusuk di dekat tumit bisa di bagian bawah atau di samping tumit. Dan nyeri pada plantar fasciitis cukup khas terutama saat mengambil langkah pertama di pagi hari atau setelah istirahat lama. Nyeri tersebut bisa membaik seiring pasien berjalan atau bergerak dan cenderung memberat lagi kita kaki tidak banyak bergerak atau hanya berdiri saja kemudian saat mulai berjalan lagi.
Sampai saat ini penyebab dari plantar fasciitis tidak bisa dipastikan secara jelas, namun beberapa kondisi atau resiko sering dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain : usia lebih dari 40 tahun, aktivitas berat / berlebihan yang menumpu pada tumit (pelari jarak jauh, aktivitas berdiri dan berjalan yang melebihi kebiasaan), biomekanik pada kaki yang tidak normal (penderita flat foot atau high arched foot, alas kaki yang tidak nyaman atau terlalu keras), obesitas, pekerjaan yang mengharuskan banyak berdiri dan berjalan (guru, pelayan restoran, dll). Tekanan abnormal yang berulang dan berlebihan pada plantar fascia, dapat menyebabkan peradangan dan bahkan robekan yang menimbulkan nyeri.
Pada saat anda berobat ke dokter, pemeriksaan dengan xray kadang bukan menjadi pilihan pertama, melainkan cukup dengan tanya jawab seputar keluhan dan pemeriksaan fisik oleh dokter anda. Pemeriksaan xray biasanya ditambahkan jika nyeri tidak membaik setelah beberapa kali pengobatan dan bisa ditambahkan dengan MRI jika dibutuhkan pemeriksaan tambahan saat akan dilakukan tindakan.
Pengobatan pada penyakit plantar fasciitis biasanya meliputi istirahat yang cukup, kompres es pada area nyeri, peregangan dan penguatan otot-otot kaki oleh tim fisioterapi, memakai alas kaki atau ortotik yang tepat seperti alas kaki dengan support foot arch atau kelengkungan kaki dan tambahan silicone heel pad, menggunakan foot splint atau kaki dan ankle diposisikan 90 derajat saat malam hari untuk menjaga agar plantar fascia tetap meregang sepanjang malam, dan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan. Pengobatan ini terkadang tidak bisa langsung menghilangkan keluhan nyeri sehingga kontrol rutin ke dokter menjadi sebuah keharusan. Tidak lupa modifikasi aktivitas seperti mengurangi durasi berdiri, atau berjalan jauh juga harus dilakukan untuk mengoptimalkan penyembuhan
Dalam kasus yang tidak membaik dengan menggunakan pengobatan diatas, pasien bisa mendapatkan pengobatan lebih lanjut seperti suntikan obat anti radang atau kortikosteroid, terapi gelombang kejut, atau sampai dengan pembedahan. Namun, kebanyakan penderita plantar fasciitis mengalami perbaikan yang signifikan dengan pengobatan konservatif dalam beberapa bulan.
Meskipun plantar fasciitis bukan merupakan penyakit yang berbahaya, namun mengabaikan penyakit ini dapat menyebabkan nyeri tumit kronis yang menghambat aktivitas anda sehari-hari. Perubahan cara berjalan dikarenakan nyeri pada tumit dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan masalah pada kaki, lutut, pinggul, atau punggung. Pastikan anda berobat jika menemukan keluhan seperti di atas. Salam sehat!
Referensi :
Akhavan-Boroujeni B, Sadeghi-Demneh E. The Effectiveness of Two Types of Night Splints on the Range of Motion of the Ankle Joint, Pain Intensity, and Quality of Life (QoL) in Patients With Plantar Fasciitis: A Pilot Study With Parallel Groups. jrehab 2022; 23 (2) :204-217
Niazi, Noman & Niazi, Suhail & Niaz, Khan & Iqbal, Madiha. (2016). Effect of the silicone heel pad on plantar fasciitis. JPMA. The Journal of the Pakistan Medical Association. 65(Suppl 3). S123-S127.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/plantar-fasciitis/symptoms-causes/syc-20354846
*Artikel ini ditulis oleh dr. Dananjaya Putramega, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas
Artikel lainnya dari prof nicolaas