Penggantian Sendi Lutut Total (Total Knee Replacement)

Operasi penggantian lutut (Total Knee Replacement – TKR) adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengganti sendi lutut yang sudah rusak dengan sendi lutut buatan (prostetik).



disusun oleh dr. Hendy Hidayat, Sp.OT
Nicolaas Institute of Constructive Orthopaedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine

 

Operasi penggantian lutut (Total Knee Replacement – TKR) adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengganti sendi lutut yang sudah rusak dengan sendi lutut buatan (prostetik). Tujuannya adalah untuk menghilangkan nyeri dan mengembalikan fungsi sendi lutut, agar pasien tetap dapat menggunakan lututnya seperti biasa.
Sebagian besar tindakan TKR disebabkan oleh penyakit sendi yang disebut dengan osteoarthritis (OA), atau yang lebih dikenal oleh orang awam dengan istilah “pengapuran sendi”. Osteoarthritis adalah kondisi yang sering terjadi ketika sendi tulang rawan mulai menipis dan menyebabkan gesekan yang menimbulkan nyeri. Penyakit ini ternyata banyak dialami oleh jutaan orang di seluruh dunia dan Kementerian Kesehatan RI menyatakan prevalensi OA di Indonesia adalah sebesar 30 persen. OA kebanyakan diderita oleh orang yg berusia 60 tahun ke atas, walaupun pada saat ini sering juga ditemukan pada usia yang lebih muda seiring dengan meningkatnya aktivitas. 
Pada dasarnya OA dapat terjadi pada semua sendi di tubuh manusia, namun paling sering terjadi di sendi-sendi yang berfungsi untuk menopang berat badan, seperti sendi panggul dan terutama sendi lutut. Ketika OA terjadi, muncul rasa nyeri, kaku, suara krepitasi pada sendi yang akhirnya berujung kepada ketidakmampuan pasien untuk bebas beraktivitas, seperti berjalan, naik-turun tangga, jongkok, sholat, mengangkat beban berlebihan, dan kegiatan fisik sehari-hari lainnya. Pada tahap lanjut, OA dapat menyebabkan deformitas pada sendi seperti sendi lutut yg berbentuk O atau X.
 
  
Sebelum menjalani operasi penggantian lutut, pasien terlebih dahulu akan menjalani pengobatan nonbedah. Pengobatan tersebut dapat berupa pemberian obat-obatan, injeksi sendi, ataupun pemberian alat penyangga untuk membantu pasien beraktivitas menggunakan lututnya. Namun perlu diingat, tulang rawan sendi tidak dapat tumbuh kembali dengan sendirinya dengan terapi obat dan fisik yang tersedia. Jika metode pengobatan nonbedah sudah tidak efektif meredakan nyeri dan meringankan keluhan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, pasien dapat menjalani operasi penggantian lutut (TKR). Pada operasi ini, bagian sendi yang rusak akan dibuang dan dilapisi dengan implan berbahan titanium dan bantalan berbahan polyethylene. Tujuannya adalah untuk menghilangkan nyeri dan mengembalikan fungsi sendi lutut, agar pasien tetap dapat menggunakan lututnya seperti biasa.
 
Operasi TKR sebenarnya bukanlah suatu prosedur yang baru dalam dunia medis. Operasi ini sudah dikenal sejak tahun 1968, dan semenjak itu sudah banyak kemajuan yang dicapai baik dalam teknik maupun desain implant yang dapat meningkatkan efektivitas hasil pembedahan. Operasi TKR adalah salah satu prosedur operasi tersukses dalam bidang kedokteran. Sudah jutaan prosedur TKR yang dilakukan secara global setiap tahunnya.
Keputusan untuk melakukan operasi TKR harus didiskusikan antara pasien dan dokter yang berpengalaman di bidangnya. Operasi TKR harus dilakukan dengan indikasi yang tepat sehingga pasien dapat memperoleh hasil dan benefit yang OPTIMAL.

 
Peringatan Operasi TKR
Tidak semua pasien penderita radang sendi lutut dapat menjalani operasi penggantian lutut. Beberapa kondisi yang menyebabkan seorang pasien OA tidak dapat menjalani prosedur ini, antara lain:
•    Menderita infeksi sendi
•    Menderita penyakit pembuluh darah yang berat
•    Sedang menderita infeksi, meskipun lokasi infeksi bukan pada lutut atau dekat lutut.
•    Menderita kelainan fungsi dari otot tungkai.


Prosedur Operasi TKR
Pada dasarnya, 3 langkah utama dalam operasi TKR adalah:
•    Preparasi tulang. Permukaan sendi yang rusak pada tulang paha dan tulang kering dibuang bersama sebagian kecil dari lapisan tulang.
•    Pemasangan implant metal. Bagian tulang rawan dan tulang yg sudah dibuang akan digantikan lapisan implant metal yang akan membentuk kembali permukaan sendi. Implant metal ini biasa dipasang menggunakan lapisan semen.
•    Pemasangan bantalan sendi. Bantalan sendi berkualitas medis (biasanya polyethylene) dimasukkan diantara komponen metal tulang paha dan tulang kering untuk membentuk permukaan sendi yang mulus.

 

Pasca Operasi TKR
Nyeri pasca operasi merupakan gejala yang lazim dirasakan oleh pasien selama proses pemulihan. Untuk meredakan nyeri, dokter akan memberikan obat pereda nyeri. Untuk mencegah terjadinya sumbatan vena dalam, pasien dapat menggunakan stocking dan diberikan obat pengencer darah selama 14 hari. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk menggerakkan bagian kaki dan tumit selama masa pemulihan, sehingga aliran darah di tungkai tetap terjaga.
Selama masa rawat inap di rumah sakit, pasien akan dilatih secara aktif dan pasif untuk gerakan lutut, keseimbangan, berdiri, dan berjalan menggunakan alat bantu. Seluruh latihan dilakukan secara bertahap dengan dibantu oleh fisioterapis. Latihan ini pun harus dilakukan secara rutin di rumah agar pasien dapat terbiasa dengan lutut prostetik yang sudah dipasang dan dapat kembali mencapai fungsi sendi lutut yg optimal. 
Masa pemulihan pasca operasi pengantian lutut umumnya berlangsung sekitar 3-6 minggu. Setelah pemulihan selesai, pasien sudah dapat melakukan aktivitas fisik ringan sehari-hari. Sedangkan untuk aktivitas fisik yang tergolong berat, sebaiknya dihindari krn dapat memperpendek usia dan daya tahan komponen, seperti melakukan olahraga high-impact, seperti sepak bola, berlari, basket.
Saat ini, tingkat keberhasilan operasi penggantian lutut cukup baik, yaitu sekitar 90 persen. Kebanyakan pasien yang sudah menjalani operasi penggantian lutut tidak lagi merasakan nyeri pada lututnya. Dengan menyesuaikan aktivitas fisik (menghindari aktivitas berat), hasil dari operasi penggantian lutut dapat bertahan hingga belasan tahun.

 

Risiko Operasi TKR
Operasi penggantian lutut saat ini sangat aman untuk dijalani, dan jarang menimbulkan efek samping atau komplikasi. Risiko terbanyak seperti infeksi hanya terjadi pada < 2% kasus. Risiko yang mungkin terjadi dapat berupa:
•    Infeksi
•    Sumbatan pembuluh darah/thrombosis vena dalam
•    Keausan dan loosening pada implant
•    Nyeri yg menetap
•    Cedera saraf dan pembuluh darah

Khusus infeksi, pasien harus berhati-hati terhadap gejala-gejalanya yang mungkin dapat timbul pada masa pemulihan, atau bahkan bertahun-tahun pasca operasi. Jika muncul gejala infeksi, pasien perlu segera memberitahukan kepada dokter terkait.

Gejala yang harus diwaspadai meliputi:
•    Demam.
•    Keluarnya cairan dari lokasi operasi.
•    Terjadinya pembengkakan, kemerahan dan nyeri di area operasi.
•    Mengalami keringat dingin
•    Nyeri pada saat istirahat/tidak beraktivitas
Komplikasi lainnya yang juga harus diwaspadai adalah keausan implant sendi lutut yang sudah dipasang. Ausnya implan sendi lutut dapat terjadi lebih cepat jika pasien sering melakukan aktivitas fisik berat atau sering mengangkat beban berat.

 

Akhir kata, operasi TKR pada pasien dengan OA lanjut bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan mengembalikan fungsi lutut seperti sebelum mengalami arthritis. Operasi ini sudah lazim dilakukan secara global dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Kemajuan teknik operasi, peralatan, dan inovasi implant telah meningkatkan efektivitas hasil operasi serta meminimalkan risiko dan komplikasi. Berbagai inovasi canggih pada TKR saat ini, seperti operasi berbasis computer bahkan operasi robotic, hadir dengan tujuan untuk semakin memperbaiki kualitas hasil operasi dan meningkatkan kepuasan pasien. Namun perlu diingat, keputusan operator tetap memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan operasi. Dalam studi terbaru, operasi TKR konvensional yg dilakukan oleh dokter ahli yang berpengalaman memiliki hasil yang sama baik dengan operasi yang dilakukan dengan computer bahkan robotic sekalipun. Pemahaman yang baik dan menyeluruh mengenai teknik operasi akan memberikan hasil operasi yang baik dan mengurangi risiko komplikasi pada pasien.

 

(*)

Artikel ini bekerjasama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthoplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, dan Instagram @dokternicolaas

Share to

Artikel lainnya dari prof nicolaas

Ayo Belajar Tentang Magnesium

Magnesium merupakan mineral yang banyak tersedia di dalam tubuh dan 50% hingga 60%-nya tersimpan di dalam tulang pada usia dewasa.1 Magnesium secara alami terdapat di berbagai jenis makanan dan juga tersedia dalam bentuk suplemen serta terkandung juga di

Selengkapnya

Gula dan Kesehatan Tulang

Saat ini menjadi trend bahwa minuman kemasan dengan kadar gula tinggi berdampak buruk terhadap tubuh kita. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena tingginya kadar gula pada makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari berhubungan langsung dengan

Selengkapnya

Carpal Tunnel Syndrome

Apakah Anda pernah mengalami kesemutan atau nyeri pada pergelangan tangan yang menjalar hingga ke jari-jari? Jika ya, maka mungkin Anda pernah mengalami gejala dari carpal tunnel syndrome (CTS). CTS banyak dialami oleh ibu-ibu rumah tangga, pekerja kantor

Selengkapnya