Kanker payudara mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kesehatan tulang wanita, seperti ancaman metastasis ataupun osteoporosis.
Kanker payudara mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kesehatan tulang wanita.
Secara garis besar, hubungan di antara keduanya adalah sebagai berikut:
Kanker payudara dapat menyebar ke berbagai tulang dalam tubuh, atau dengan kata lain, metastasis
Pengobatan kanker payudara berpotensi mengurangi kepadatan tulang di seluruh tubuh, atau dengan kata lain, osteoporosis
Bagaimana kanker payudara dapat menyebar ke tulang?
Secara epidemiologis, tulang merupakan salah satu organ yang paling sering menjadi lokasi penyebaran atau seeding kanker payudara. Tulang yang paling menjadi target sasaran penyebaran demikian adalah tulang rusuk/iga, tulang belakang, tulang panggul, tulang panjang seperti humerus atau femur.
Kanker payudara, seperti halnya dengan tumor ganas lainnya, mempunyai potensi untuk bermetastasis. Sel ganas dari kanker payudara bisa masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dari situlah, sel tumor hinggap pada organ targetnya: hati, otak, tulang, atau paru.
Apa saja tanda dan gejala metastasis tulang pada penderita kanker payudara?
Adanya penyebaran tulang dikenali dengan nyeri baru yang terlokalisasi dari dalam tulang. Nyeri biasanya bersifat terus menerus, mulanya ringan tetapi lambat laun semakin parah hingga mengganggu tidur. Tulang yang nyeri ini justru biasanya tidak memberikan kesan bengkak, dan hanya bisa diketahui ada tidaknya penyebaran dengan pemeriksaan khusus seperti rontgen atau bone scan.
Bagaimana kanker payudara dapat mengurangi kepadatan tulang?
Kanker payudara sendiri tidak mengakibatkan osteoporosis. Akan tetapi, berbagai pengobatan yang biasa diberikan untuk penderita kanker payudara berpotensi memicu pengeroposan tulang. Kemoterapi dapat menghambat fungsi indung telur (ovarium), sehingga bisa terjadi menopause dini pada sebagian wanita. Hal ini berarti estrogen tidak diproduksi lagi, dan terjadilah pengeroposan tulang. Selain itu, wanita penderita kanker payudara kerapkali mendapatkan terapi untuk menekan fungsi indung telur (ovarian suppression): bisa dengan obat-obatan terapi hormon ataupun dengan operasi pengangkatan indung telur. Kedua cara tersebut bertujuan untuk mengurangi diproduksinya estrogen, sehingga mengakibatkan pengeroposan tulang. Obat-obatan lain yang juga sering diberikan untuk wanita penderita kanker payudara, seperti tamoxifen atau inhibitor aromatase, juga berpotensi menghambat produksi estrogen atau menghambat kinerja estrogen pada tulang, sehingga semakin mempercepat terjadinya osteoporosis.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis?
Baik kemoterapi maupun obat-obatan yang telah disebutkan merupakan prosedur standar yang wajib diberikan untuk para wanita penderita kanker payudara. Oleh karena itu, penderita kanker payudara merupakan kelompok yang berisiko tinggi untuk menderita osteoporosis di kemudian hari. Untuk mencegah terjadinya osteoporosis, kesehatan tulang mesti dipelihara dengan baik, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang tinggi kalsium dan vitamin D, melakukan aktivitas fisik yang cukup, dan menjauhkan diri dari rokok dan alkohol. Di samping itu, untuk mendeteksi adanya pengeroposan tulang sedini mungkin, para penderita kanker payudara sebaiknya memeriksakan diri secara berkala ke dokter tulang agar dapat diukur kepadatan tulangnya. Apabila sudah ditemukan penurunan kepadatan tulang yang cukup bermakna, obat-obatan pencegah osteoporosis seperti bisfosfonat dapat diberikan untuk menghambat laju pengeroposan tulang.
*Artikel ini ditulis oleh dr. Toto Suryo Efar, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas
Artikel lainnya dari prof nicolaas