Peran Cangkok Tulang dalam Pemulihan Patah Tulang Berat

Fraktur atau patah tulang bisa sembuh alami, tapi pada kondisi tertentu diperlukan penanganan khusus seperti bone graft. Apa itu bone graft? Bagaimana jenis dan prosedurnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut!



Fraktur adalah diskontinuitas pada tulang, tulang rawan, dan epifisis. Fraktur terjadi ketika gaya mekanis melebihi kemampuan tulang untuk menahan gaya tersebut. Dua faktor utama yang mempengaruhi penyembuhan fraktur adalah faktor mekanis (untuk mempertahankan imobilisasi tulang) dan faktor biologis. Penyembuhan tulang memerlukan proliferasi sel dan pembentukan matriks untuk menghubungkan celah antara dua ujung tulang. Beberapa faktor pertumbuhan juga terlibat dalam proses penyembuhan tulang, seperti insulin-like growth factor (IGF), platelet-derived growth factor (PDGF), dan bone morphogenic protein (BMP).

4 Tahap Penyembuhan Patah Tulang: 

1. Pembentukan hematom 

Setelah perdarahan internal, proses inflamasi dan pembekuan darah akan terjadi di pembuluh kapiler dekat lokasi fraktur. Pembekuan darah mengakibatkan kematian osteosit yang disuplai oleh pembuluh kapiler tersebut. 

2. Pembentukan kalus (tulang muda)

Sel yang mati akan digantikan oleh sel osteosit baru melalui proses resorpsi dan deposisi oleh sel osteoklas dan osteoblast. Kalus akan terbentuk setelah proses ini.

3. Penyatuan klinis

Ketika kalus telah cukup mengeras untuk mencegah gerakan, penyembuhan fraktur telah mencapai tahap penyatuan klinis. Pada pemeriksaan radiologi, pembentukan kalus dan sisa garis fraktur masih dapat terlihat, tetapi pasien sudah tidak merasakan nyeri.  

4. Konsolidasi/remodelling 

Seiring berjalannya waktu, kalus akan digantikan oleh tulang lamelar baru. Kalus yang berlebihan akan diserap secara perlahan (remodelling). Pada tahap ini, fraktur telah terkonsolidasi dan garis fraktur tidak terlihat secara radiologis.

Tantangan Penyembuhan Kondisi Fraktur

Dalam perjalanannya, penyembuhan fraktur pun dapat mengalami gangguan seperti pada kondisi: 

1. Fraktur yang kompleks dengan cedera jaringan lunak yang masif

Fraktur yang kompleks atau pecah berkeping-keping biasanya terjadi akibat cedera dengan energi yang tinggi. Gaya yang besar ini selain merusak tulang dapat juga merusak jaringan lunak dan pembuluh darah di sekitar tulang yang berperan dalam proses penyembuhan tulang. Hal ini berpotensi untuk menggangu penyembuhan tulang pada kasus fraktur yang kompleks.

2. Delay union

Kondisi di mana penyambungan tulang terjadi lebih lambat daripada biasanya 

3. Non union

Kondisi di mana sama sekali tidak terjadi penyambungan tulang

4. Defek tulang yang besar

Jika terdapat celah besar di antara tulang, pembentukan kalus mungkin tidak cukup untuk menjembatani kedua ujung tulang dan memerlukan penanganan khusus.

Kondisi-kondisi tersebut memerlukan teknik penanganan khusus untuk memperbaiki dan mempercepat proses penyambungan tulang. Salah satu teknik yang lazim digunakan adalah dengan metode bone grafting

Jenis Metode Cangkok Tulang (Bone Graft)

Bone grafting adalah prosedur bedah yang bertujuan untuk memperbaiki dan membangun kembali tulang yang rusak atau hilang dengan melibatkan transplantasi jaringan tulang atau bahan pengganti tulang ke area yang membutuhkan. Terdapat beberapa jenis bone graft, di antaranya:

1. Autograft 

Menggunakan tulang dari tubuh pasien sendiri, biasanya dari pinggul, kaki, atau rusuk. Jenis ini dianggap sebagai standar emas karena kompatibilitas biologisnya tinggi dan risiko penolakan rendah. Pemanfaatan autograft untuk rekonstruksi defek tulang telah dikenal sejak tahun 1944 dengan menggunakan graft yang diperoleh dari krista iliaka. Autograft memiliki kandungan faktor pertumbuhan, scaffold, dan sel punca dalam jumlah terbatas. Metode ini memberikan hasil yang memuaskan dan menjadi standar emas untuk penanganan defek tulang. Namun, terdapat beberapa kelemahan dalam metode ini yaitu waktu konsolidasi yang lambat, tidak dapat digunakan pada defek tulang yang luas, dan morbiditas pada lokasi donor. 

2. Allograft 

Menggunakan tulang dari donor yang berasal dari individu lain yang sudah disterilkan, biasanya diperoleh dari bank tulang. Allograft sebagai terapi cacat tulang pertama kali dilaporkan pada tahun 1909. Alograf berasal dari mayat dan telah diakui karena kemampuan osteokonduktifnya yang kuat sementara osteogenisitasnya lemah. Allograft mengandung komponen scaffold, dengan sedikit faktor pertumbuhan, tergantung pada metode yang digunakan dalam persiapan, sterilisasi, dan penyimpanan bahan. Manfaat dari teknik ini adalah tidak ada rasa sakit di tempat donor dan ketersediaan jaringan yang melimpah. Kelemahan metode ini adalah risiko penularan penyakit, infeksi, adanya kemungkinan tidak dapat berintegrasi dengan tulang pasien sebaik autograft, dan fraktur berulang.

3. Xenograft

Xenograft melibatkan penggunaan tulang dari spesies hewan lain, biasanya tulang sapi. Material ini diproses secara khusus untuk memastikan keamanan dan kompatibilitas dengan tubuh manusia. Xenograft tersedia dalam jumlah besar dan mudah diproduksi. Cangkok ini sering digunakan untuk augmentasi tulang, terutama dalam konteks bedah gigi dan ortopedi, di mana defek tulang kecil memerlukan pengisian. Meskipun demikian, terdapat risiko reaksi imunologis terhadap material asing tersebut. Selain itu, xenograft mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk berintegrasi dengan tulang pasien.

4. Synthetic bone graft 

Cangkok tulang sintetis adalah pengganti tulang buatan laboratorium. Contohnya termasuk hidroksiapatit, trikalsium fosfat, bioactive glass, polimer, dan komposit. Keuntungan dari cangkok sintetis adalah ketersediaannya yang hampir tidak terbatas dan tidak adanya risiko penularan penyakit. Material ini juga dapat dengan mudah dibentuk sesuai kebutuhan spesifik lokasi cangkok. Sebagian besar material sintetis bersifat biokompatibel, yang berarti diterima dengan baik oleh tubuh. Namun, beberapa cangkok sintetis mungkin hanya bersifat sebagai scaffold dan tidak memiliki faktor pertumbuhan yang ditemukan pada cangkok tulang alami, yang berpotensi memengaruhi proses penyembuhan. Selain itu, kekuatan beberapa material sintetis mungkin lebih rendah dibandingkan dengan tulang asli. 

5. Demineralized Bone Matrix (DBM)

Demineralized Bone Matrix (DBM) adalah allograft yang telah dihilangkan kalsium dan mineral lainnya, sehingga hanya menyisakan kolagen dan protein, termasuk Bone Morphogenetic Proteins (BMPs). DBM tersedia dalam berbagai bentuk, seperti pasta, dempul, dan gel. Keuntungan utama DBM adalah potensinya untuk bersifat osteoinduktif jika terdapat BMPs dalam jumlah yang cukup. Namun, tingkat osteoinduktivitas dapat bervariasi antara produk dan batch yang berbeda.

Prosedur Pelaksanaan Cangkok Tulang

Prosedur bone graft secara umum melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Anestesi: Pasien diberikan anestesi umum atau regional.

2. Insisi: Dokter bedah membuat sayatan pada kulit untuk mengakses tulang yang perlu diperbaiki.

3. Persiapan tulang: Tulang dibersihkan dan jaringan yang rusak diangkat.

4. Pengambilan graft (autograft): Pengambilan sebagian tulang dari lokasi donor pada anggota tubuh lain misalnya dari panggul

5. Penempatan graft: Bone graft ditempatkan di antara dua bagian tulang yang perlu tumbuh bersama.

6. Fiksasi (jika perlu): Bone graft dapat diamankan dengan sekrup, batang, atau pelat khusus.

7. Penutupan: Sayatan ditutup dan dijahit.

Proses penyembuhan setelah bone graft bervariasi tergantung pada jenis graft dan kondisi pasien. Penting untuk mengikuti instruksi dokter dan melakukan perawatan yang tepat untuk memastikan keberhasilan prosedur. Cangkok tulang adalah prosedur penting dalam mengatasi berbagai kondisi terkait tulang. Pemahaman tentang berbagai jenis cangkok, kondisi yang memerlukan prosedur ini, langkah-langkah operasi, potensi risiko, proses pemulihan, material yang digunakan, dan bagaimana keberhasilan dievaluasi sangat penting bagi pasien dan profesional kesehatan. Kemajuan dalam material dan teknik cangkok tulang terus meningkatkan hasil pasien dan memperluas aplikasi prosedur ini dalam kedokteran modern. Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan yang cermat, cangkok tulang menawarkan harapan besar untuk mempercepat penyembuhan tulang.

*Artikel ini di-review oleh dr. Hendy Hidayat, Sp.OT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine.

www.dokternicolaas.com

instagram: @dokternicolaas

Share to

Artikel lainnya dari prof nicolaas

Cedera Rotator Cuff

Cedera rotator cuff sering dialami, tak hanya atlet tapi juga masyarakat umum, terutama seiring bertambahnya usia. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi bahu dan kualitas hidup. Kenali gejalanya, baca selengkapnya di artikel ini!

Selengkapnya

Kenali Penyakit Artritis Reumatoid: Gejala Hingga Cara Penanganannya

Sering disangka pengapuran, padahal berbeda! Artritis Reumatoid bisa menyerang siapa saja, bahkan usia muda. Kenali gejalanya yang datang-dan-pergi, penyebab autoimunnya, hingga penanganan medis dan terapinya di artikel ini.

Selengkapnya